FORMULASI KERUPUK SAGU DENGAN PENAMBAHAN TAPIOKA DAN TERIGU

  • Yulia Dwi Ningsih Yuli Universitas Tanjungpura
  • Maherawati Universitas Tanjungpura
  • Suko Priyono Universitas Tanjungpura
Keywords: kerupuk; pati sagu; tapioka; terigu

Abstract

Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari bahan berpati, bersifat kering dan renyah. Kerupuk yang berbahan dasar sagu pada umumnya dikenal dengan nama kerupuk sagu. Kerupuk sagu umumnya mempunyai daya kembang yang rendah, sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kualitas kerupuk sagu dengan menambah bahan lain. Penambahan tapioka dan terigu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kerupuk sagu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisikokimia kerupuk sagu dengan penambahan tapioka dan terigu, serta Untuk mengetahui formulasi terbaik kerupuk sagu dengan penambahan tapioka dan terigu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu formulasi sagu : tapioka : terigu (k) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi pati sagu, tapioka dan terigu menghasilkan perbedaan karakteristik pada daya kembang, namun tidak memberikan perbedaan pada kadar air, kadar abu dan kadar lemak. Kadar air kerupuk sagu yang dihasilkan sudah memenuhi SNI 01-4307-1996. Pengujian sensori menunjukkan bahwa formulasi pati sagu, tapioka dan terigu mempengaruhi warna kerupuk dan kesukaan keseluruhan, namun tidak mempengaruhi kerenyahan dan rasa kerupuk sagu yang dihasilkan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Apriyantono, A., F. Dedi, Puspitasari, Sedarnawati, dan B. Slamet. 1987. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Asmir, S., Netti, H., dan Rahmayuni. 2016. Pemanfaatan Pati Sagu dan Udang Rebon Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kerupuk. Jom Pertanian, 3(2), 1-12.

Bernadette Maureen S, Sutarjo Surjoseputro, dan Indah Epriliati. 2016. Pengaruh Proporsi Tapioka dan Tepung Beras Merah Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kerupuk Beras Merah. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi 15 (1): 43–52.

Boston. 2009. Proses Pengolahan Sagu. Jakarta: Kanisius.

Chaniago, R., Darni, L., & Lutfi, S. (2019). Kombinasi Tepung Terigu dan Tepung Tapioka Terhadap Daya Kembang dan Sifat Organoleptik Kerupuk Terubuk (Saccharum edule Hasskarl). Pengolahan Pangan, 4 (1) 1-8.

De Garmo, E, P., Sullvian, W, G., dan Candra, C, R. 1984. Engineering Economy. New York: Macmillan Publ. Co.

Deman, M. J. 1997. Kimia Makanan. Bandung: IPB.

Hanafiah, K. A. 2003. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Koswara, S. 2009. Sagu Sebagai Bahan Pangan. Ebookpangan.com.

Kumalaningsih. 1986. Kimia dan Analisa Hasil Pertanian. Malang: Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.

Kusuma, T. D., Thomas, I. P., dan Sutarjo, S. 2013. Pengaruh Proporsi Tapioka dan Terigu Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Kerupuk Berseledri. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 12(1), 17-28.

Laiya, N., Rita, M. H., dan Nikmawatisusanti, Y. 2014. Formulasi Kerupuk Ikan Gabus yang Disubstitusi dengan Tepung Sagu. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(2), 81-87.

Makfoeld, D. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta: Kanisius.

Mandriali, B., Usman, P., dan Vonny, S. J. 2016. Penambahan Tepung Daun Singkong Dalam Pembuatan Kerupuk Sagu. Jom Faperta, 3(2), 1-12.

Mawaddah, N., Nurul, M., Rosmiati, & Faizah, M. 2021. Uji Daya Kembang Dan Uji Organoleptik Kerupuk Ikan Cakalang Dengan Pati Yang Berbeda. Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 181-187.

Molerman. 2014. Pengaruh Penambahan Bunga Kecombrang Terhadap Daya Terima dan Kandungan Gizi Kerupuk. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pekan Baru. Riau.

Pakpahan, N., dan Nelinda. 2019. Studi Karakteristik Kerupuk: Pengaruh Komposisi dan Proses Pengolahan. Teknologi Pengolahan Pertanian, 1 (1), 28-38.

Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Setyadi, Pratomo, Darwin Rio B.S, Catur Setyawan K.H, Imam W, A. Tohir, dan A. Faturohman. 2021. Perhitungan Efisiensi Energi Mesin Pengering Vakum Pada Berbagai Temperatur (0, -5)o C Dengan Kevakuman 0,03 Atm. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 1 (3): 19–29.

Setyaningsih, D., A. Apriyantono, dan M.P. Sari. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.

Sudarmadji, S.B., Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Sudarmaji. 2003. Produser Analisa Bahan Makanan dan Hasil Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Supriyadi, D. (2012). Studi Pengaruh Rasio Amilosa-Amilopektin Dan Kadar Air Terhadap Kerenyahan Dan Kekerasan Model Produk Gorengan. Skripsi. Bogor: Institute Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian.

Tondang, T., Meenun, M., dan Chainui, J. 2008. Effect of sago starch addition and steaming time on making cassava cracker (Kerupuk). Starchi, 60 (10), 568-576.

Wijaraya, H., M.W. Caronge, dan M. Rais. 2019. Pengaruh Penambahan Bubur Daun Kemangi ( Ocimum Basilicum L. ) Terhadap Kandungan Gizi Kerupuk Sagu. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5(1), 30–40.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Windarti, S. W., dan Tamtarini, D. 2000. Buku Ajar Teknologi Pengolahan Serealia dan Komoditi Berkarbohidrat. Jember: Universitas Jember.

Yosefa, T., Farida, H. H., dan Rahmayuni. 2018. Pemanfaatan Tepung Ampas Kelapa dalam Pembuatan Kerupuk Sagu. Sagu, 17 (2), 1-8.

Zulviani, R. 1992. Pengaruh Berbagai Tingkat Suhu Penggorengan Terhadap Pola Pengembangan Kerupuk Sagu Goreng. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian.
Published
2024-12-31
Section
Articles