PENGOLAHAN IKAN LOKAL MELALUI INOVASI CURING DENGAN SQUID, VANILLA SALT, DAN ISOMALT

  • Elmira Peja Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
  • Augustinez Leonna Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
  • Muhammad Tsany Athallah Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
  • Robiatul Adawiyah Adawiyah Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
  • Fifi Nofiyanti Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Keywords: Curing, Tinta cumi, Isomalt, Vanilla salt

Abstract

Penelitian ini membahas jenis pengolahan ikan lokal melalui inovasi curing dengan menggunakan squid ink, vanilla salt, dan isomalt dengan metode penggaraman, mecari tahu perbedan yang terjadi dengan dilakukananya curing dengan garam tersebut, dari rasa yang terbuat dari hasil curing dan aroma yang dikelurkan oleh ikan dari vania dalam salt nya . Uji proksimat menunjukkan bahwa hamper semua Parameter yang diujikan sesaui dengan Standar SNI seperti kadar air sebanyak 58,10 didapatkan hasil sesuai SNI. .Dengan uji organoleptic dengan Tekstur yang di hasilkan oleh ikan marlin adalah padat dan kenyal. Sedangkan ikan kakap merah dan tenggiri yang dihasilkan adalah terkstur kenyal, Aroma yang palingn disukai ialah ikan kakap merah, dikarenakan aroma amis yang menghilang dan bau vanilla dari vanilla salt yang kuat dikelurakan oleh ikan tersebut. Rasa ikan curing yang paling disukai adalah ikan marlin dikarenakan rasanya yang gurih, hal ini terjadi dikarenakan adanya penggabungan isomalt dan vanilla salt sebagai pemberi rasa dan agen pengeringan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdiawan, 2008, proses pengolahan marlin (xiphias gladius) steak beku di PT. Mega Pratama Indo, Makassar, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone, Makassar.

Aceng, Ugan T. 2008. Macam Olahan Ikan. Bandung: CV Medina Perkasa.

Adrim, M. Dan Fahmi. 2010. Panduan Penelitian Untuk Ikan Laut. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta

Agusandi., Supriadi, A., dan Lestari, S.D. (2013). Pengaruh Penambahan Tinta Cumi-cumi (Loligo sp) Terhadap Kualitas dan Penerimaan Sensoris Mi Basah. Palembang: Universitas Sriwijaya. 2(1): 32-37.

Albert R reo. 2012. Mutu ikan kakap merah yang diolah dengan perbedaan konsentrasi larutan garam dan lama pengeringan, vol 9 no 1

Badrudin,Sumiono,B. Dan Rahmat,E. (2008). KakapMerah. (p.40). Jakarta: Penebar Swadaya.

Burhanuddin, 2001. Strategi Pengembangan Industri Garam di Indonesia, Kanisius: Yogyakarta.

Gunarso, W. 1995. Mengenal Kakap Merah, Komoditi Ekspor Baru Indonesia. Diktat Kuliah Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor

Guzman, C.C dan J.S. Siemonsma. 1999. Plant Resources of South East AsiaNo. 13: Spices. PROSEA. 400 p.

Karppinen, P. et al. (2004) ‘Return migration of one sea winteAtlantic salmon in the River Tana’, Journal of Fish …, 64, pp. 1179–1192. Keterkaitannya Dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatera Utara. (Tesisyang dipublikasikan, Universitas Sumatera Utara, 2009).

Mitchell, H. 2006. Sweeteners and Sugar Alternatives in Food Technology. UK: Blackwell Publishing Ltd.

Nathania et al, 2017. Tekhnologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid I. Tehnik Pendinginan Ikan. Paripurna. Jakarta. 273 hal.

Ruhnayat A. 2004. Bertanam Panili Si Emas Hijau nan Wangi. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Setiadi dan Parimin, 2004. Budidaya Jeruk Asam di Kebun dan di Pot. Jakarta :Penebar Swadaya.

Sugeng, N.W., Mayasari, I., & Ratnaningtyas, H. (2021). Butter Cookies Subtitusi Tepung Biji Durian : Modernisasi Dan Inovasi Kuliner Khas Kota Serang Sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Durian. Jurnal Pengolahan Pangan, 6(1): 20-27.

Sumbaga, 2006. Pengaruh Cara “Curing”, Suhu Pengeringan dan Penambahan Benzoat Terhadap Mutu Dendeng Sapi. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Published
2022-06-29
Section
Articles